Tanah rantau

Tanah rantau
tempat yang tidak pernah terbayangkan, hanya melakoni peran takdir kehidupan yang telah ada,,, syukuri,,, dan tetaplah berbagi,,,

23 Nov 2009

Rasulullah saw . bersabda :
Orang yang memandang rendah lima manusia
Ia merugi akan lima hal
Memandang rendah Ulama , rugi tentang agama
Memandang rendah Penguasa , rugi tentang dunia
Memandang rendah Tetangga , rugi akan bantuannya
Memandang rendah Saudara , rugi akan darmanya
Dan memandang rendah keluarga
Rugi akan harmonisnya

Rasulullah saw. bersabda :
Akan datang suatu masa
Dimana umatmu mencintai lima
Hingga mereka lupakan lima
Cinta dunia , lupa alam baka
Cinta tanah subur , lupa alam kubur
Cinta harta benda , lupa hisab amalnya
Cinta anak istri , lupa bidadari
Dan cinta diri sendiri , lupa pada Ilahi

Rasulullah saw bersabda :
Allah berikan lima upaya
Dan disediakan-nya imbalan lima
Allah ajari insan bersyukur
Dan Dia berikan tambahan makmur
Allah ajari insan berdoa
Dan Dia jamin akan ijabahnya
Allah ajari insan bertobat
Dan Dia jamin diterima tobatnya
Allah ajari insan istighfar
Dan Dia sediakan pengampunannya
Allah ajari insan berderma
Dan Dia membalas dermanya

Abu Bakar r.a. berkata :
Ada lima kegelapan dan lima penerangnya
Kegelapan pertama cinta harta,
Penerangnya dengan bertakwa
Kegelapan kedua laku maksiat,
Penerangnya dengan bertobat
Kegelapan ketiga di alam kubur,
Penerangnya dengan berdzikir
Kegelapan keempat alam akhirat,
Penerangnya dengan bertaat
Kegelapan kelima jembatan shirath
Penerangnya dengan I’tiqad

Umar r.a. berkata :
Ada lima golongan penghuni surga
Orang fakir yang menanggung hidup keluarga
Istri yang disayang oleh suaminya
Anak yang diridhai kedua orangtuanya
Calon istri yang mendermakan mahar kepada suaminya
Dan orang mukmin yang selalu bertobat pada Tuhannya

Utsman r.a. berkata :
Tanda-tanda orang bertakwa,
Ialah suka berteman insan beriman
Mampu mengendalikan farji dan lisan
Memandang kesuksesan sebagai suatu cobaan
Memandang cobaan sebagai sebuah keberuntungan
Dan mampu menjaga diri dari berlebih-lebihan

Ali r.a. berkata :
Seluruh manusia akan menjadi saleh
Jika saja tak ada lima masalah
Tak ada kerelaan atas kebodohan
Tak ada keserakahan atas kekayaan
Tak ada rasa bakhil atas hartawan
Tak ada sifat riya’ bagi insan beriman
Dan tak ada yang mendewakan karya pemikiran

Hasan al-Bashri berkata :
Dalam taurat ada lima pepatah
Kekayaan terwujud dalam qana’ah
Keselamatan terwujud dalam uzlah
Keagungan terbangun dari mencegah nafsu serakah
Kegembiraan tercipta sejak di alam barzah
Dan alam dunia menuntut sikap tabah

Rasulullah saw. bersabda :
Jaga lima sebelum datangnya lima
Jaga muda sebelum tuamu
Jaga sehat sebelum sakitmu
Jaga kaya sebelum fakirmu
Jaga hidup sebelum matimu
Dan jaga lapang sebelum sibukmu

Yahya bin Mu’adz ar-Razy berkata :
Jika seseorang banyak makan, tentu banyak dagingnya
Jika banyak dagingnya, tentu besar syahwatnya
Jika besar syahwatnya, tentu banyak dosanya
Jika banyak dosanya, tentu keras hatinya
Dan jika keras hatinya,
Ia akan tenggelam dalam kehidupan fana

Abdullah al-Anthaqi mengatakan :
Obat hati ada lima, makan sekedarnya,
Membaca al-Qur’an, berkumpul orang bijaksana,
Shalat malam seslalu dijaga dan
Dzikir malam berlama-lama

Orang bijak berkata :
Ada lima tangga takwa
Apabila seorang hamba telah mampu mencapainnya,
Niscaya ia sampai pada kesempurnaan takwa
Pertama, memilih bekerja keras, ketimbang
Bermalas-malasan
Kedua, memilih kesibukan daripada pengangguran
Ketiga, memilih mengalah daripada menjajah
Keempat, memilih diam daripada bicara tanpa guna
Kelima, memilih mati daripada hidup tak berarti

Rasulullah saw. bersabda :
Mengunjugi saudara, berarti menjaga rahasia
Berderma pada sesama, berarti melindungi harta benda
Berhati tulus, berarti menjaga amal mulia
Berjiwa jujur, berarti menjaga alur kata-kata
Dan bermusyawarah, berarti mengasah logika

Umar r.a. berkata :
Telah kuteliti semua kegemaran
Ternyata tak ada yang lebih berkesan dari menjaga lisan
Telah kupadukan semua baju
Ternyata tak ada yang lebih terpadu dari rasa malu
Telah kutata seluruh harta
Ternyata tak ada yang lebih rindu dari sikap menerima
Telah kusaksikan semua kebajikan
Ternyata tak ada yang lebih istemewa dari kebijakan
Telah kurasakan semua hidangan
Ternyata tak ada yang lebih
Menggairahkan dari ketabahan

By: Copas Wikan

21 Nov 2009

Seni Menata Hati dalam Bergaul
K.H. Abdullah Gymnastiar
-------------------------

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu
Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)

Hindari penghinaan.
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

Hindari ikut campur urusan pribadi.
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.
Hindari memotong pembicaraan.
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.
Hindari membandingkan.
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya.
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

Hindari merusak kebahagiannya.
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

Jangan mengungkit masa lalu.
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama dengan mengajak bermusuhan.

Jangan mengambil haknya.
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.
Hati-hati engan kemarahan.
Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkankata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.

Jangan menertawakannya.
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut.
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. Aku menyenangkan bagimu

Wajah yang selalu cerah ceria.
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).

Senyum tulus.
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

Kata-kata yang santun dan lembut.
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

Senang menyapa dan mengucapkan salam.
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.

Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan.
Rosulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

Senangkan perasaannya.
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

Penampilan yang menyenangkan.
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.

Maafkan kesalahannya.
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu

Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.

Rajin bersilaturahmi.
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.

Saling berkirim hadiah.
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.

Tolong dengan apapun.
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.

Sumbangan ilmu dan pengalaman.
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.

Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah


Wassalamu'alaikum wr. wb.
http://www.eramuslim.net

18 Nov 2009

Suatu hari, seorang pemuka agama dimintai bantuan oleh seorang wanita malang yang tidak punya tempat berteduh.
Karena sangat sibuk, pemuka agama itu berjanji akan mendoakan wanita tersebut.

Beberapa saat kemudian wanita itu menulis puisi seperti ini :

Saya kelaparan ...
dan Anda membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparan saya

Saya tergusur ...
dan Anda ke tempat ibadah untuk berdoa bagi kebebasan saya

Saya ingin bekerja ....
dan Anda sibuk mengharamkan pekerjaan yang Anda anggap tidak pantas, padahal halal dan saya membutuhkannya

Saya sakit ...
dan Anda berlutut bersyukur kepada Allah atas kesehatan Anda sendiri

Saya telanjang, tidak punya pakaian ...
dan Anda mempertanyakan dalam hati kesopanan penampilan saya,
bahkan Anda menasehati saya tentang aurat.

Saya kesepian ...
dan Anda meninggalkan saya sendirian untuk berdoa

Anda kelihatan begitu suci, begitu dekat kepada Allah
tetapi saya tetap amat lapar, kesepian, dan kedinginan ...

Setelah membaca puisi itu ...
Pemuka agama tadi terharu dan berkata : "kasihan wanita itu" ... lalu sibuk berdoa kembali, dan wanita itu tetap tidak memperoleh tempat berteduh.

Sahabat, dalam memberi bantuan, kita sering lebih banyak menyampaikan teori, nasihat, atau perkataan-perkataan manis.
Namun, sedikit sekali tindakan nyata yang kita lakukan.
Berusahalah untuk membantu orang, mengasihi orang, bukan hanya dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan nyata.

Orang-orang bijak mengatakan :

Satu perbuatan nyata, sekecil apa pun, jauh lebih berarti dibandingkan seribu kata-kata indah.
Satu perbuatan nyata sama dengan seribu kata-kata indah.
Satu perbuatan nyata akan mengundang beberapa perbuatan nyata lainnya.

Marilah setiap hari kita (saya dan Anda) membiasakan dengan minimal SATU perbuatan nyata (tentu saja perbuatan baik untuk membantu orang lain). Ini akan mengundang perbuatan-perbuatan baik lainnya.

Alangkah indahnya membiasakan diri berbuat nyata (berbuat baik).

Ditulis oleh Wulan Puspitasari
Cibinong, Bogor, 25 Oktober 2009 Jam 11:02:50

9 Nov 2009

assalamu'alaikum... kembali berkibar...!